Monday, December 22, 2014


SELAMAT DATANG KURIKULUM 2013

“Apakah anda mau terus hidup ?” “Apakah anda perlu hidup ?” Itulah kata-kata motivasi Ghan Ah Seng seorang motivator berkebangsaan Malyasia. Kata-kata motivasi ini saya dengar 15 tahun yang lalu sewaktu saya mengikuti seminar motivasi di Jakarta. Para peserta seminar semuanya menjawab : “Mauuuuu !”, dengan tanpa memikirkan apa resiko hidup itu. Ghan Ah Seng bicara lagi, “Bila anda mau terus hidup, maka anda harus bermasalah !” “Apakah anda mau hidup ?” Tidak seorangpun yang menjawab pertanyaan motivator itu. Semua terdiam, termasuk saya. Dalam hati saya berkata, “Saya mau hidup , tetapi tidak mau dengan masalah”. Hal ini mungkin juga orang lain berfikiran seperti saya yang menginginkan kehidupan ini mulus tanpa adanya masalah. Untuk apa masalah ? Lebih enak hidup tanpa masalah. Selanjutnya Ghan Ah seng melanjutkan lagi pembicaraannya yang dimulai dengan sebuah ilustrasi begini : “Suatu hari anda pergi ke Dokter  untuk berobat karena suatu penyakit. Setelah melakukan pengobatan, Dokter berkata : “Jangan makan yang pedas-pedas !, jangan makan yang manis-manis !, tujuh macam obat harus dimakan setiap hari !”, harus itulah….., jangan inilah……. !  Anda pantas mulai bersyukur, karena berarti anda masih ada harapan untuk hidup. Tetapi jika suatu hari anda berobat ke dokter, dan dokter mengatakan : “Mau makan yang manis-manis, silahkan !, mau makan yang pedas-pedas, silahkan !, mau itu….. ,mau ini…. silahkan ! bahkan dokter berpesan kepada keluarga kita jangan sampai bepergian terlalu jauh, harus terus menunggu yang sakit. Ini alamat celaka, dan bahkan harus segera menyiapkan tanah untuk pekuburan. “Kalau sudah seperti itu kata dokter, maka anda sudah tidak ada harapan lagi untuk hidup”. Semua peserta seminar bersorak dan bertepuk tangan. “Bila anda ingin terus hidup !, dan anda punya harapan untuk hidup! maka anda harus berani bermasalah, harus berani menaklukan masalah !, Ghan Ah Seng menyambung pembicaraannya sambil mengepalkan tangannya sebagai tanda memberi semangat.

Kurikulum 2013 bagi guru, merupakan sebuah masalah yang patut disambut dengan penuh tanggung jawab dan dikembangkan secara professional. Namun ironisnya ada beberapa orang guru yang pernah ngobrol dengan saya, dengan datangnya kurikulum 2013 itu merupakan masalah yang besar bagi dia. Sampai-sampai ada yang guru yang mengatakan ingin mengajukan pensiun muda segala gara-gara hadirnya kurikulum 2013. Sepertinya kurikulum 2013 itu raksasa yang sangat besar yang akan menerkan dan menelan guru. Hal tersebut sungguh keterlaluan bagi seorang guru yang biasa sehari-harinya mengajar dan mendidik siswa di kelasnya. “Kalau pengembangan dan pelaksanaan kurikulum 2013, diberikan kepada dokter, tentara, atau profesi lainnya selain guru, pasti salah sasaran, sebab pengembang kurikulum itu adalah guru”, kata bapak Kepala UPTD Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Sukadana ketika memberikan sambutan pada  acara pendampingan kurikulum 2013 di KKG  Gugus Sukadana II. Mengapa kita takut dengan mobil kita sendiri ? Mengapa kita takut dengan sepeda motor sendiri ? Mengapa kita takut dengan pekerjaan kita sendiri ? 

Profesi Guru seperti sebuah mobil kita yang membawa kita menuju puncak kesuksesan baik secara finansial maupun secara spiritual, yang di dalamnya membawa muatan kurikulum untuk disampaikan ke tujuan tertentu. Guru sebagai supir harus mampu membawa dan menjaga agar muatan kurikulum sampai di tempat tujuan. Sedangkan sasaran muatan kurikulum itu adalah peserta didik. Bila kita sebagai supir mobil yang biasa mengangkut beras, apakah kalau ada yang menyuruh mengangkut kayu, akan kita tolak ? Tidak mungkin, karena mengangkut kayu dengan mengangkut beras toh sama saja. Tahun 2006 kita disuruh menyampaikan/ mengembangkan kurikulum KTSP sekarang kita disuruh membawa dan menyampaikan kurikulum 2013, apa bedanya ? Walaupun ada berbeda, itu hanya bersifat penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Kita harus menyadari bahwa membawa beras dan membawa kayu pasti caranya berbeda, namun secara prinsif sama saja bahwa tugas pokok dan fungsi seorang guru adalah mendidik, mengajar, membimbing dan melatih.

Sebagaimana ilustrasi dari motivator di atas, dapat disimpulkan bahwa makin banyak masalah yang kita hadapi maka semakin besar harapan kita untuk hidup. Dari dulu sampai sekarang guru merupakan pengantar, penyampai, dan pengembang kurikulum. Mengapa kita harus stress ? Mengapa kita harus takut kedatangan kurikulum 2013 ? Kita semua patut bersyukur, Alhamdulillah, dengan datangnya kurikulum 2013 semoga dapat meningkatkan kwalitas Sumber Daya Manusia Indonesia untuk mencapai Indonesia Emas tahun 2045. Meskipun tak dipungkiri, masalah kita semakin banyak, namun Insya Alloh semakin banyak pula harapan kita untuk hidup. Hidup guru Indonesia !

0 comments :

Post a Comment